Peraturan Tendangan Penalti Resmi Menurut FIFA Terbaru
Peraturan Tendangan Penalti Resmi Menurut FIFA Terbaru. Tendangan penalti selalu menjadi momen krusial dalam sepak bola, sering kali menentukan hasil pertandingan atau bahkan turnamen besar. Badan pengatur peraturan sepak bola dunia, melalui Laws of the Game yang dikeluarkan IFAB dan didukung FIFA, terus melakukan penyesuaian untuk memastikan keadilan dan mengurangi kontroversi. Pada pertengahan 2025, klarifikasi penting diterbitkan terkait sentuhan ganda tidak disengaja oleh penendang. Perubahan ini muncul setelah kasus kontroversial di kompetisi Eropa, di mana penalti yang masuk gawang justru dibatalkan karena kaki pendukung menyentuh bola secara tak sengaja. Kini, aturan baru membuat eksekusi penalti lebih manusiawi, tanpa menghukum kesalahan yang benar-benar tak diinginkan, sambil tetap menjaga integritas permainan. REVIEW WISATA
Prosedur Dasar Tendangan Penalti: Peraturan Tendangan Penalti Resmi Menurut FIFA Terbaru
Tendangan penalti diberikan saat terjadi pelanggaran direct free kick di dalam area penalti tim bertahan, saat bola sedang dalam permainan. Penendang harus meletakkan bola di titik penalti, dengan sebagian bola menyentuh atau menggantung di atas pusat titik tersebut. Ini adalah klarifikasi untuk menghindari sengketa posisi bola. Kiper bertahan wajib memiliki setidaknya satu kaki menyentuh, sejajar, atau di belakang garis gawang saat bola ditendang. Kiper juga dilarang berperilaku yang mengganggu penendang, seperti menunda eksekusi atau menggoyang tiang gawang.
Pemain lain dari kedua tim harus berada di luar area penalti dan busur penalti, serta minimal 9,15 meter dari titik penalti. Bola dianggap dalam permainan saat ditendang dan bergerak jelas ke depan. Penendang tidak boleh menyentuh bola lagi hingga disentuh pemain lain. Tendangan selesai saat bola berhenti bergerak, keluar lapangan, atau wasit menghentikan permainan karena pelanggaran. Waktu tambahan diberikan jika penalti terjadi di akhir babak.
Klarifikasi Sentuhan Ganda Tidak Disengaja: Peraturan Tendangan Penalti Resmi Menurut FIFA Terbaru
Ini menjadi pembaruan paling terkini dan signifikan pada 2025. Sebelumnya, sentuhan ganda oleh penendang—meski tak sengaja—sering dihukum keras: gol dibatalkan dan tendangan tak diulang, atau dianggap gagal. Kini, jika penendang secara tak sengaja menyentuh bola dua kali, misalnya karena tergelincir dan kaki pendukung mengenai bola segera setelah tendangan utama:
- Jika gol tercipta, tendangan diulang (retake).
- Jika tidak gol (diselamatkan kiper atau meleset), tendangan tidak diulang; di pertandingan reguler diberi indirect free kick kepada tim bertahan, sementara di adu penalti dicatat sebagai miss.
Perubahan ini membedakan jelas antara sentuhan ganda disengaja (tetap dihukum indirect free kick atau miss) dan tak disengaja. Tujuannya menghindari hukuman berlebih atas kesalahan manusiawi, seperti tergelincir di lapangan basah. Klarifikasi ini langsung diterapkan di beberapa kompetisi besar, termasuk turnamen klub dunia, dan kini menjadi standar global untuk musim 2025/26.
Pelanggaran Encroachment dan Posisi Kiper
Pelanggaran masuk area (encroachment) oleh pemain lapangan kini hanya dihukum jika benar-benar berdampak pada permainan. Misalnya, pemain penyerang yang masuk terlalu cepat hanya dihukum jika mengganggu kiper atau mencetak gol dari rebound. Begitu pula pemain bertahan, hanya jika menghalangi penendang atau mencegah peluang gol. Ini selaras dengan aturan kiper: jika kiper maju terlalu dini dan memengaruhi tendangan, penalti diulang; kiper diperingatkan pertama kali, lalu dikartu kuning untuk pelanggaran berikutnya.
Asisten wasit kini diposisikan di garis touchline sejajar titik penalti untuk lebih baik mengawasi offside jika bola rebound. Semua ini membuat pengawasan lebih fokus pada dampak nyata, bukan pelanggaran kecil yang tak berpengaruh.
Kesimpulan
Peraturan tendangan penalti terbaru menunjukkan komitmen untuk membuat sepak bola lebih adil dan kurang kontroversial. Klarifikasi sentuhan ganda tak disengaja menjadi langkah besar, menghindari keputusan yang terasa tidak manusiawi tanpa mengorbankan aturan dasar. Prosedur posisi bola, encroachment selektif, dan pengawasan kiper juga semakin presisi. Pada akhirnya, pembaruan ini mempertahankan ketegangan momen penalti sambil memastikan hasil lebih mencerminkan skill dan keberuntungan, bukan interpretasi kaku. Dengan Laws of the Game 2025/26 yang kini berlaku penuh, penggemar bisa menikmati drama penalti dengan keyakinan bahwa keadilan lebih terjaga.



Post Comment