Erick Thohir Sebutkan Indonesia Tetap Akan Ikut ASEAN
Erick Thohir Sebutkan Indonesia Tetap Akan Ikut ASEAN. Di tengah hembusan angin kencang dari sanksi internasional, Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir menyuarakan tekad kuat Indonesia untuk tetap berdiri tegak di panggung regional. Pada 23 Oktober 2025, Thohir menegaskan bahwa meski Komite Olimpiade Internasional melarang Indonesia menjadi tuan rumah ajang Olimpiade dan turunannya, partisipasi Merah Putih di kompetisi ASEAN tak akan goyah. Pernyataan ini datang pasca keputusan IOC yang memicu gelombang reaksi, akibat pembatalan visa bagi atlet Israel di ajang sebelumnya. Bagi Thohir, ini bukan akhir jalan, melainkan panggilan untuk lebih solid di kawasan. Dengan nada optimis, ia bilang, “Kami tetap ikut, bahkan lebih kuat.” Langkah ini tak hanya jaga martabat, tapi juga sinyal bahwa Indonesia siap kolaborasi lebih dalam dengan negara-negara tetangga, demi prestasi bersama di Asia Tenggara. INFO CASINO
Latar Belakang Sanksi dan Respons Cepat Erick Thohir: Erick Thohir Sebutkan Indonesia Tetap Akan Ikut ASEAN
Keputusan IOC tak datang tiba-tiba. Pada 22 Oktober 2025, badan olahraga dunia itu resmi melarang Indonesia menggelar event Olimpiade dan cabangnya, sebagai respons atas insiden visa atlet Israel yang dibatalkan di turnamen junior basket U-18. Sanksi ini mencakup larangan tuan rumah hingga evaluasi lebih lanjut, yang langsung bikin heboh kalangan olahraga nasional. Banyak yang khawatir ini bakal merembet ke partisipasi di level regional, tapi Erick Thohir langsung angkat bicara. Dalam konferensi pers di Jakarta, ia tegas: “Sanksi ini soal tuan rumah, bukan partisipasi. Indonesia tetap akan terlibat penuh di ASEAN, Asia, bahkan dunia.” Responsnya cepat dan strategis—ia segera hubungi mitra ASEAN untuk pastikan tak ada retak di hubungan.
Thohir tak cuma bicara kosong. Ia ingatkan bahwa Indonesia punya sejarah panjang di kompetisi kawasan, seperti SEA Games yang selalu jadi ajang unjuk gigi. Sanksi IOC justru jadi momentum untuk introspeksi: perbaiki administrasi visa, tingkatkan transparansi, dan fokus pada prestasi atlet. Ia juga tolak tudingan bahwa Indonesia terlibat dalam isu sanksi Malaysia sebelumnya, tegas bilang PSSI tak pernah campur tangan. Dengan gaya khasnya yang santai tapi tegas, Thohir ubah narasi dari krisis jadi peluang. Ini bikin publik tenang, dan langsung picu dukungan dari federasi olahraga nasional yang janji dobelkan usaha di event mendatang.
Komitmen Kuat di Panggung ASEAN: Erick Thohir Sebutkan Indonesia Tetap Akan Ikut ASEAN
Partisipasi Indonesia di ASEAN bukan sekadar janji, tapi rencana konkret. Thohir rencanakan undang menteri olahraga seluruh negara ASEAN ke pertemuan khusus, demi bangun kolaborasi menuju Olimpiade 2028. Fokus utama: SEA Games 2025 di Thailand, di mana Indonesia targetkan finis top-3 dengan kirim hingga 800 atlet. Ini naik dari edisi sebelumnya, bukti komitmen tak pudar meski sanksi. Thohir dorong event regional prioritaskan cabang Olimpiade, seperti angkat besi, bulutangkis, dan renang, supaya prestasi kawasan naik kelas di level global.
Belum lama ini, Thohir bertemu Ketua Komisi Olahraga Filipina di sela-sela acara internasional. Pertemuan itu hasilkan kesepakatan awal: tukar pelatih, program pelatihan bersama, dan dukung saling kirim atlet ke kompetisi. Filipina, sebagai tuan rumah SEA Games 2023, jadi mitra strategis—mereka paham tantangan regional. Thohir bilang, “ASEAN kuat kalau bersatu. Sanksi eksternal tak boleh ganggu solidaritas kita.” Langkah ini juga libatkan negara lain seperti Vietnam dan Singapura, yang Thohir sebut sebagai “saudara dekat” dalam perjuangan prestasi. Hasilnya? Indonesia tak cuma ikut, tapi pimpin inisiatif, seperti usul format SEA Games lebih inklusif dengan tambah cabang e-sports dan bela diri tradisional.
Strategi Jangka Panjang untuk Bangkit Lebih Kuat
Lebih dari reaksi langsung, Thohir punya visi panjang untuk olahraga Indonesia di ASEAN. Ia tekankan reformasi internal: tingkatkan fasilitas pelatihan di daerah, seperti pusat unggulan di Jawa Timur dan Sumatera, supaya atlet tak kalah saing. Targetnya jelas—naikkan medali emas SEA Games jadi 70 dari 60 edisi lalu, dengan alokasi anggaran lebih besar untuk nutrisi dan psikologi atlet. Sanksi IOC jadi pelajaran: Thohir perintahkan tim hukum koordinasi dengan Kemenlu untuk hindari isu geopolitik di masa depan.
Di level regional, strategi ini bangun ekosistem bersama. Thohir usul ASEAN bentuk dana prestasi bersama, di mana negara kontribusi untuk beasiswa atlet berbakat. Ini mirip model sukses di Uni Eropa, tapi disesuaikan budaya Asia Tenggara. Ia juga dorong federasi nasional ikut program ASEAN Youth Games, yang fokus remaja, demi stok atlet berkelanjutan. Tantangan seperti cuaca tropis atau fasilitas terbatas diatasi lewat pertukaran teknologi—misalnya, impor alat tes doping dari Singapura. Dengan ini, Indonesia tak cuma ikut ASEAN, tapi jadi motor penggerak, pastikan kawasan tetap kompetitif di Asia dan dunia. Thohir yakin, “Dari krisis, lahir kekuatan baru.”
Kesimpulan
Pernyataan Erick Thohir soal partisipasi tetap di ASEAN jadi obor harapan di tengah sanksi IOC. Dari respons cepat hingga rencana kolaborasi, Indonesia tunjukkan ketangguhan yang tak tergoyahkan. Ini bukan sekadar ikut lomba, tapi bangun jembatan solidaritas kawasan untuk prestasi bersama. Dengan target top-3 SEA Games dan inisiatif undangan menteri, Thohir buka babak baru: olahraga Merah Putih yang lebih matang dan bersatu. Sanksi boleh datang, tapi semangat ASEAN tetap menyala—Indonesia siap jalani, menang, dan pimpin.
Post Comment