Erick Thohir Beritahukan Anggaran SEA Games 2025
Erick Thohir Beritahukan Anggaran SEA Games 2025. Jakarta, 23 September 2025 – Suasana tegang menyelimuti dunia olahraga Indonesia usai pengumuman Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Erick Thohir mengenai anggaran kontingen Merah Putih untuk SEA Games 2025 di Thailand. Pada pertemuan dengan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari kemarin, Erick mengungkap bahwa dana yang tersedia baru Rp10 miliar, angka yang sangat minim dibanding kebutuhan nyata. Dengan event multisebelum ini dijadwalkan 9-20 Desember mendatang, pengakuan ini langsung memicu kekhawatiran luas. Indonesia, yang biasa finis di posisi tiga besar, kini berisiko merosot ke peringkat lima atau enam. Erick tak menutup-nutupi tantangan ini, bahkan berencana segera bertemu Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk meminta tambahan alokasi. Isu ini bukan hanya soal uang, tapi juga nasib ratusan atlet yang sudah bersiap mati-matian. Di tengah euforia prestasi sebelumnya, pengumuman Erick ini jadi pengingat bahwa dukungan finansial tetap jadi batu sandungan utama bagi kemajuan olahraga nasional. BERITA BOLA
Siapakah Itu Erick Thohir: Erick Thohir Beritahukan Anggaran SEA Games 2025
Erick Thohir adalah figur serba bisa yang kini memimpin Kementerian Pemuda dan Olahraga sejak dilantik pada 2019. Lahir di Jakarta pada 1969, ia dikenal sebagai pengusaha sukses di bidang media, hiburan, dan olahraga. Sebelum masuk pemerintahan, Erick sempat jadi pemilik Inter Milan pada 2013-2016, membawa klub Italia itu bangkit dari keterpurukan. Di Tanah Air, ia mendirikan Mahaka Group yang mengelola berbagai aset media seperti Trans Media. Pengalamannya di sektor swasta membuatnya paham betul dinamika pengelolaan dana besar untuk prestasi olahraga. Sebagai Menpora, Erick fokus mereformasi ekosistem olahraga nasional, termasuk pembangunan fasilitas seperti Stadion Utama Gelora Bung Karno yang direvitalisasi. Ia juga aktif mendorong naturalisasi atlet untuk cabang seperti hoki es, demi persiapan SEA Games dan Asian Games. Gaya kepemimpinannya yang tegas tapi visioner terlihat dari inisiatif Liga 1 yang lebih profesional di bawah PSSI. Saat ini, Erick juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, di mana ia berhasil membawa Timnas Indonesia lolos ke Piala Asia 2023. Pengumumannya soal anggaran SEA Games kemarin mencerminkan komitmennya: transparan menghadapi keterbatasan, sambil berjuang untuk solusi. Bagi banyak pihak, Erick adalah jembatan antara pemerintah, swasta, dan atlet, meski tantangan fiskal sering jadi PR terberatnya.
Berapa Total Anggaran SEA Games 2025
Total anggaran yang saat ini dialokasikan untuk kontingen Indonesia di SEA Games 2025 hanyalah Rp10 miliar, menurut pernyataan Erick Thohir pasca-rapat dengan KOI. Dana ini terbatas untuk persiapan dan pengiriman atlet, yang hanya cukup membiayai sekitar 120 atlet plus ofisial. Bandingkan dengan SEA Games 2023 di Kamboja, di mana Indonesia mengirim 599 atlet dengan biaya Rp45-65 miliar—termasuk akomodasi, transportasi, nutrisi, dan pelatihan. Rp10 miliar ini bahkan belum mencakup biaya latihan terpusat (TC) untuk cabang potensial emas seperti angkat besi atau bulu tangkis. Erick menekankan bahwa angka ini “baru tersedia” dan masih terkunci dalam anggaran negara, meski event tinggal dua bulan lagi. Dengan demikian, prioritas dana akan difokuskan pada cabang unggulan untuk menjaga minimalisir kerugian medali. Jika tak ada tambahan, kontingen bakal sangat ramping, berpotensi melewatkan kesempatan emas di 46 cabang yang dipertandingkan Thailand. Erick berharap fleksibilitas dari rapat kabinet untuk naikkan jadi minimal Rp50 miliar, agar setidaknya 300 atlet bisa berangkat.
Mengapa Anggaran SEA Games 2025 Itu Masih Kurang Banyak
Anggaran Rp10 miliar untuk SEA Games 2025 dianggap jauh dari harapan karena beberapa faktor struktural dan operasional yang saling terkait. Pertama, keterbatasan fiskal negara pasca-pandemi dan pemulihan ekonomi membuat prioritas anggaran bergeser ke sektor vital seperti infrastruktur dan kesehatan, meninggalkan olahraga di belakang. Erick menyebut anggaran “masih terkunci” akibat proses APBN yang kaku, di mana revisi memerlukan persetujuan tingkat tinggi. Kedua, perubahan format SEA Games oleh tuan rumah Thailand: 41 nomor pertandingan yang jadi sumber emas Indonesia di edisi sebelumnya dihilangkan, seperti beberapa event cabang beregu. Ini memaksa realokasi dana ke cabang baru, tapi dengan budget minim, persiapan jadi terhambat—banyak atlet kehilangan akses TC berkualitas. Ketiga, inflasi biaya global: tiket pesawat, hotel di Bangkok, dan peralatan olahraga naik 20-30% sejak 2023, membuat Rp10 miliar hanya setara biaya kirim 20% kontingen normal. Selain itu, birokrasi antar-kementerian lambat; Erick harus lobi Menkeu secara pribadi karena Kemenpora bergantung pada transfer dana pusat. Akhirnya, kurangnya sponsor swasta turut memperburuk—meski Erick dorong CSR, minat rendah karena ROI olahraga nasional belum optimal. Secara keseluruhan, ini jadi cermin tantangan kronis: olahraga elite butuh investasi berkelanjutan, tapi realita anggaran sering jadi penghalang utama.
Kesimpulan: Erick Thohir Beritahukan Anggaran SEA Games 2025
Pengumuman Erick Thohir soal anggaran SEA Games 2025 jadi alarm bagi stakeholder olahraga Indonesia untuk bertindak cepat. Dengan Rp10 miliar yang minim, ancaman penurunan prestasi nyata adanya, tapi ini juga peluang reformasi jangka panjang. Erick, dengan track recordnya, punya modal kuat untuk galang dukungan lebih luas, dari Menkeu hingga swasta. Bagi atlet, ini ujian ketangguhan; bagi bangsa, pengingat bahwa prestasi medali butuh komitmen nyata. Semoga lobi Erick berbuah manis, agar Merah Putih tetap bersinar di Thailand. Di akhir, SEA Games bukan sekadar kompetisi, tapi cerminan semangat juang generasi muda yang layak didukung penuh.



Post Comment