Inter Milan Pertahankan Konsistensi di Serie A Musim Ini
Inter Milan Pertahankan Konsistensi di Serie A Musim Ini. Inter Milan, juara bertahan Serie A 2023/2024, memasuki musim 2024/2025 dengan tekanan besar untuk mempertahankan dominasi mereka di sepak bola Italia. Meski akhirnya finis sebagai runner-up, hanya selisih satu poin di belakang Napoli, Nerazzurri menunjukkan konsistensi luar biasa di bawah asuhan pelatih Simone Inzaghi hingga kepergiannya pada akhir musim. Dengan skuad yang dipimpin oleh Lautaro Martínez, Marcus Thuram, dan Hakan Çalhanoğlu, Inter berhasil menjaga performa kompetitif meski menghadapi tantangan berat seperti cedera dan persaingan ketat. Artikel ini akan mengulas kunci konsistensi Inter, performa musim ini, dampak kegagalan meraih gelar, respons penggemar, dan prospek di bawah pelatih baru.
Kunci Konsistensi Inter
Keberhasilan Inter Milan menjaga konsistensi di Serie A musim 2024/2025 terletak pada kombinasi taktik Inzaghi, kedalaman skuad, dan mentalitas pemenang. Inzaghi, sebelum kepergiannya, menerapkan formasi 3-5-2 yang fleksibel, memungkinkan Inter menguasai penguasaan bola (rata-rata 56%) dan mencatatkan 2,08 gol per pertandingan. Lautaro Martínez (19 gol) dan Marcus Thuram (14 gol) menjadi ujung tombak serangan, sementara Çalhanoğlu menyumbang 10 gol dan 12 assist dari lini tengah. Pertahanan yang kokoh, dengan Alessandro Bastoni dan Federico Dimarco, hanya kebobolan 35 gol sepanjang musim, kedua terbaik di liga. Perekrutan seperti Davide Frattesi dan Tajon Buchanan menambah dinamisme, sementara akademi Inter menghasilkan talenta seperti Francesco Pio Esposito. Meski kehilangan pemain seperti Marko Arnautović, Inter mampu beradaptasi berkat rotasi cerdas.
Performa di Musim 2024/2025
Inter memulai musim dengan kuat, memenangkan lima laga beruntun, termasuk kemenangan 5-1 atas AC Milan di Derby della Madonnina. Namun, performa mereka tersendat di April, dengan kekalahan 1-0 dari Bologna dan Roma, serta hasil imbang 2-2 melawan Parma dan Lazio. Meski begitu, Inter tetap kompetitif, mencatatkan 26 kemenangan, 8 imbang, dan 4 kekalahan dari 38 laga, dengan total 79 gol. Kemenangan penting melawan Juventus (2-1) dan Napoli (3-0) menunjukkan kemampuan mereka bersaing di laga besar. Di Liga Champions, Inter mencapai final namun kalah telak 5-0 dari Paris Saint-Germain, menjadi noda dalam kampanye mereka. Di Coppa Italia, mereka tersingkir di semifinal oleh AC Milan, menambah kekecewaan meski tetap menunjukkan konsistensi di liga domestik.
Dampak Kegagalan Meraih Gelar
Meski finis hanya satu poin di belakang Napoli, kegagalan Inter mempertahankan gelar Serie A menjadi pukulan berat. Napoli mengamankan scudetto keempat mereka dengan kemenangan 2-0 atas Cagliari di pekan terakhir, sementara Inter hanya mampu menang 2-0 atas Como. Kekalahan di laga krusial melawan Bologna dan Roma, ditambah hasil imbang di akhir musim, membuat Inter kehilangan poin penting. Kepergian Inzaghi pasca musim, digantikan oleh Cristian Chivu, memicu spekulasi tentang masa depan strategi klub. Namun, konsistensi Inter di liga, dengan hanya empat kekalahan, menunjukkan bahwa mereka tetap menjadi kekuatan utama, meski persaingan dari Napoli dan AC Milan semakin ketat.
Respons Penggemar dan Media: Inter Milan Pertahankan Konsistensi di Serie A Musim Ini
Penggemar Inter, terutama di Curva Nord, menunjukkan dukungan besar sepanjang musim, dengan rata-rata kehadiran 70.000 penonton di San Siro. Media sosial dipenuhi pujian untuk Martínez dan Thuram, meski beberapa penggemar mengkritik Inzaghi atas kegagalan di laga kunci. Media seperti La Gazzetta dello Sport memuji konsistensi Inter, tetapi menyoroti kelemahan mereka dalam mengelola tekanan di momen krusial. Media internasional seperti ESPN mencatat bahwa kekalahan di final Liga Champions menjadi “titik terendah” musim ini. Dukungan untuk Chivu sebagai pelatih baru bercampur dengan skeptisisme, mengingat pengalamannya yang masih terbatas. Penggemar optimistis dengan perekrutan seperti Petar Sučić, yang diharapkan memperkuat lini tengah.
Prospek di Bawah Cristian Chivu: Inter Milan Pertahankan Konsistensi di Serie A Musim Ini
Dengan Chivu sebagai pelatih baru untuk musim 2025/2026, Inter memiliki peluang untuk mempertahankan konsistensi. Perekrutan Petar Sučić (€14 juta) dan Nicola Zalewski menambah kedalaman skuad, sementara kepergian Joaquín Correa ke Botafogo membuka ruang untuk talenta baru. Di Piala Dunia Antarklub 2025, Inter menunjukkan potensi dengan kemenangan atas Urawa Red Diamonds dan River Plate, meski tersingkir oleh Fluminense. Dengan fokus pada pengembangan pemain muda dan mempertahankan inti seperti Martínez dan Çalhanoğlu, Inter berpotensi kembali bersaing untuk gelar Serie A dan sukses di Eropa, asalkan Chivu mampu menerjemahkan pengalamannya sebagai pemain menjadi strategi pelatihan yang efektif.
Kesimpulan: Inter Milan Pertahankan Konsistensi di Serie A Musim Ini
Inter Milan menunjukkan konsistensi luar biasa di Serie A musim 2024/2025, finis sebagai runner-up dengan hanya satu poin di belakang Napoli. Taktik Inzaghi, performa gemilang Martínez dan Thuram, serta pertahanan kokoh menjadi kunci keberhasilan, meski kegagalan di laga krusial dan final Liga Champions meninggalkan kekecewaan. Dengan transisi ke era Chivu, Inter memiliki fondasi kuat untuk terus bersaing, didukung oleh skuad berbakat dan penggemar setia. Meski gagal meraih scudetto, konsistensi mereka menegaskan status sebagai salah satu kekuatan terbesar di Italia, siap menantang gelar di musim mendatang.
Post Comment