Udinese Dikabarkan Akan Diseret ke Pengadilan, Kenapa?
Udinese Dikabarkan Akan Diseret ke Pengadilan, Kenapa?. Kabar mengejutkan datang dari dunia sepak bola Italia pada 19 Desember 2025, ketika Udinese resmi dideferimento oleh Procura Federale ke Tribunal Federale Nazionale. Kasus ini berkaitan dengan operasi transfer Rolando Mandragora pada 2018, yang diduga melibatkan manipulasi nilai untuk menciptakan keuntungan fiktif. Klub asal Friuli tersebut dideferimento atas tanggung jawab langsung, bersama dua mantan dirigennya, Stefano Campoccia dan Franco Collavino. Pemain berusia 28 tahun yang kini membela klub lain itu tidak terlibat secara pribadi, tapi kasus ini membuka kembali luka lama soal praktik plusvalenza yang pernah mengguncang liga. Udinese langsung menyatakan keheranan atas keputusan ini dan menegaskan keyakinan mereka akan kebenaran tindakan masa lalu. BERITA OLAHRAGA
Latar Belakang Operasi Transfer: Udinese Dikabarkan Akan Diseret ke Pengadilan, Kenapa?
Semua bermula pada Juli 2018, saat Rolando Mandragora dijual secara definitif dari satu klub besar ke Udinese. Dalam kesepakatan itu, tercantum opsi pembelian kembali dengan nilai mencapai 26 juta euro. Namun, pada Oktober 2020, pemain tersebut kembali dibeli dengan harga hanya sekitar 10,7 juta euro, yang diikat sebagai kewajiban. Perbedaan ini menjadi inti tuduhan, karena diduga ada kesepakatan rahasia yang tidak tercatat di dokumen resmi yang diserahkan ke federasi. Tujuannya diyakini untuk memperindah neraca keuangan Udinese pada periode 2019 hingga 2021, tanpa transaksi riil yang sesuai nilai. Kasus ini terkait investigasi lebih luas pada 2022 yang melibatkan partnership antarklub, dan kini dibuka kembali setelah dokumen dari pengadilan sipil diserahkan ke otoritas olahraga.
Tuduhan dan Respons Klub: Udinese Dikabarkan Akan Diseret ke Pengadilan, Kenapa?
Procura Federale menuduh dua mantan dirigen Udinese, yang saat itu menjabat sebagai wakil presiden dan anggota dewan, telah menyepakati klausul berbeda dari yang didaftarkan resmi. Dari opsi opsional menjadi kewajiban tetap dengan harga lebih rendah, hal ini dianggap melanggar regulasi untuk mendapatkan manfaat akuntansi dan pajak. Udinese dideferimento atas dasar tanggung jawab objektif atas tindakan mereka. Klub langsung merespons dengan nota resmi, menyatakan stupor atas keputusan tersebut dan menegaskan transparansi serta kebenaran semua langkah yang diambil. Mereka siap membela diri di sidang mendatang, sambil menunggu perkembangan prosedur disiplin. Kasus ini muncul dari pengembangan investigasi lama, meski sebelumnya sempat diarsipkan sebagian.
Potensi Sanksi dan Dampak Lebih Luas
Jika terbukti bersalah, Udinese bisa menghadapi denda finansial, larangan aktivitas transfer, atau bahkan pengurangan poin di klasemen saat ini. Meski kasus ini dianggap terisolasi dan nilai plusvalenza relatif kecil, sekitar 3 juta euro lebih, tetap menjadi peringatan bagi praktik serupa. Bagi Rolando Mandragora, yang pindah ke klub lain pada 2022 dengan nilai sekitar 8 juta euro plus bonus, kasus ini tidak memengaruhi karirnya yang sedang moncer. Namun, secara keseluruhan, deferimento ini memperburuk citra liga Italia yang kerap dihantui isu plusvalenza. Banyak pihak menyerukan pengawasan lebih ketat agar integritas kompetisi terjaga, terutama menjelang akhir tahun di mana fokus seharusnya pada lapangan hijau.
Kesimpulan
Deferimento Udinese dalam kasus Mandragora menjadi pengingat bahwa bayang-bayang plusvalenza masih mengintai sepak bola Italia, bahkan setelah bertahun-tahun. Klub Friuli ini kini harus menghadapi proses hukum olahraga yang bisa berlarut, meski mereka yakin bisa membuktikan ketidakbersalahan. Pemain seperti Mandragora tetap melanjutkan performa terbaiknya di klub barunya, tapi kasus ini menyoroti pentingnya transparansi total dalam urusan transfer. Akhirnya, hasil sidang nanti akan menentukan apakah ini hanya hukuman ringan atau pemicu reformasi lebih dalam. Liga Italia perlu langkah tegas untuk membersihkan praktik yang merusak kepercayaan publik.



Post Comment