Ruben Amorim Tegaskan Formasi Tiga Bek Itu Bagus
Ruben Amorim Tegaskan Formasi Tiga Bek Itu Bagus. Ruben Amorim kembali menegaskan keyakinannya pada formasi tiga bek yang jadi ciri khasnya di Manchester United. Di tengah musim 2025/2026 yang penuh gejolak, dengan Setan Merah meraih hanya satu kemenangan dari empat laga awal Premier League plus kekalahan memalukan dari Grimsby Town di Piala Liga, pelatih asal Portugal ini tak goyah. “Bukan sistem yang bikin kami kalah,” tegasnya dalam konferensi pers jelang laga kontra Sunderland. Bahkan, ia sempat bercanda bahwa “bahkan Paus pun tak bisa buat saya ganti formasi ini.” Pernyataan ini muncul di tengah kritik pedas dari legenda klub seperti Wayne Rooney dan Gary Neville, yang menyalahkan taktik 3-4-3 Amorim atas performa tim yang lesu. Apakah ini langkah berani atau resep bencana? Mari kita kupas lebih dalam. BERITA BOLA
Performa Tim di Bawah Formasi 3-4-3: Ruben Amorim Tegaskan Formasi Tiga Bek Itu Bagus
Sejak Amorim datang menggantikan Erik ten Hag akhir 2024, Manchester United memang bergantung pada formasi 3-4-2-1 yang sukses di Sporting CP. Tapi di Premier League, hasilnya jauh dari ideal. Tim hanya cetak tiga gol dari empat laga, dengan pertahanan yang bolong—kebobolan enam kali, termasuk empat dari Brentford di pertemuan terakhir. Pemain seperti Harry Maguire, Luke Shaw, dan Matthijs de Ligt di lini belakang tiga sering dikritik karena kurang kecepatan, membuat United kesulitan saat lawan serang balik cepat.
Statistik tak bohong: tingkat penguasaan bola rata-rata 58 persen, tapi konversi peluang hanya 7 persen—terburuk di sepuluh besar liga. Bruno Fernandes, yang dipindah ke posisi lebih dalam, tampak frustrasi dengan kurangnya kreativitas dari sayap. Di laga terakhir kontra Chelsea, wing-back seperti Diogo Dalot dan Patrick Dorgu kewalahan, gagal dukung serangan seperti yang diharapkan Amorim. Amorim akui adaptasi butuh waktu, tapi ia yakin formasi ini beri keseimbangan jika pemain paham peran masing-masing. Sayangnya, rotasi belakang yang sering—karena cedera dan suspensi—bikin konsistensi hilang, seperti yang ditekankan Rio Ferdinand soal pentingnya duet bek tetap.
Alasan Amorim Bertahan dengan Taktiknya: Ruben Amorim Tegaskan Formasi Tiga Bek Itu Bagus
Amorim tak main-main soal keyakinannya. Di Sporting, formasi tiga bek bawa dua gelar liga berturut-turut, dengan catatan 90 poin di musim 2023/2024. Ia bilang, “Sistem ini bukan masalah; yang kurang adalah eksekusi pemain.” Kritik dari Wayne Rooney—”tak ada kepercayaan pada Amorim”—dan Jamie Carragher yang sebut lini belakang “kurang agresif” justru bikin ia tambah tegas. Bahkan Paul Scholes bilang, “Amorim bisa aja dipecat dan kita tak protes,” tapi pelatih 40 tahun ini balas: “Saya paham kritik, tapi ini soal waktu, bukan taktik.”
Ia tekankan wing-back jadi kunci sukses, seperti yang dibahas Gary Cahill: “Formasi ini butuh drill intens; belakang tiga harus agresif.” Amorim juga sebut keluarganya bahagia di Inggris, dan ia tak takut gagal—malah benci kalah lebih dari apa pun. Ini bukan sikap keras kepala, katanya, tapi komitmen jangka panjang untuk ubah kultur United yang sering ganti-ganti pelatih.
Tantangan Adaptasi di Premier League
Premier League beda dari Portugal: tempo lebih tinggi, pressing lebih ganas. Formasi Amorim, yang andalkan transisi cepat, sering keteteran saat lawan seperti Arsenal atau City kuasai bola. Di laga pembuka, United kalah 2-0 dari City karena lini tengah tak cover ruang cukup. Masalah lain: skuad warisan ten Hag kurang cocok, dengan pemain seperti Marcus Rashford lebih suka formasi empat bek. Amorim akui butuh rekrutmen Januari—mungkin bek cepat atau gelandang box-to-box—untuk lengkapi visi.
Tapi ada sinar harapan: kemenangan 2-1 atas tim lemah di Piala Liga tunjukkan potensi saat pemain sinkron. Jelang Sunderland, Amorim prediksi line-up dengan De Ligt-Maguire di tengah, Dalot-Dorgu di sayap, dan Fernandes-Ugarte kendalikan tengah. Jika menang, ini bisa redam keraguan INEOS. Namun, jika kalah lagi, tekanan bakal naik—spekulasi pengganti sudah beredar di media sosial.
Kesimpulan
Ruben Amorim tegaskan formasi tiga bek itu bagus bukan tanpa dasar; ini soal keyakinan yang dibangun dari sukses masa lalu, meski tantangan Premier League bikin adaptasi pelan. Dengan kritik dari legenda dan performa tim yang masih inkonsisten, posisinya memang rawan. Tapi jika ia bisa drill skuad lebih dalam dan rekrut pemain tepat, United bisa bangkit. Bagi fans, ini ujian kesabaran: dukung visi Amorim atau minta perubahan cepat? Laga kontra Sunderland nanti jadi kunci—kemenangan bisa jadi titik balik, kekalahan mungkin percepat akhir era singkatnya. Di Old Trafford, segalanya selalu dramatis.
Post Comment