Pembahasan Media Arab Usai Pertandingan Melawan Indonesia
Pembahasan Media Arab Usai Pertandingan Melawan Indonesia. Kemenangan dramatis 3-2 Timnas Arab Saudi atas Indonesia di laga pembuka ronde empat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Rabu malam (8/10/2025) di Jeddah, langsung jadi bahan bakar hangat bagi media Arab. Green Falcons sempat tertinggal lewat penalti Kevin Diks di menit ke-11, tapi bangkit ganas dengan gol Saleh Al-Shehri, brace Firas Al-Brikan, dan sentuhan akhir Abdullah Al-Shamat. Kemenangan ini tak hanya tambah poin krusial, tapi juga picu gelombang analisis dari outlet seperti Arab News, Al Jazeera, dan Sabq—fokus pada comeback heroik, kelemahan awal, serta langkah dekat ke putaran final. Pelatih Herve Renard sebut itu “reaksi sangat baik” usai start buruk, sementara media soroti bagaimana skuadnya ubah narasi underdog jadi dominator. Artikel ini rangkum pembahasan utama media Arab, dari pujian taktik hingga peringatan jaga konsistensi. BERITA TERKINI
Reaksi Hangat untuk Comeback dan Mental Juara: Pembahasan Media Arab Usai Pertandingan Melawan Indonesia
Media Arab langsung gelar kemenangan ini sebagai “balasan telak” yang tunjukkan mental baja Green Falcons. Arab News puji Al-Brikan sebagai bintang malam, dengan brace-nya di menit 25 dan 58 yang balikkan keadaan dari 0-1 jadi 3-1. “Dari belakang, Saudi maju ke ambang kualifikasi—tinggal 90 menit lagi,” tulis mereka, soroti bagaimana gol Al-Shamat di menit 72 redam serangan balik Indonesia. Al Jazeera, dalam liveblog-nya, sebut pertandingan “kacau tapi epik,” di mana Saudi main dengan 10 pemain pasca kartu merah Saud Abdulhamid, tapi tetap tahan tekanan Garuda yang nyaris samakan skor lewat sundulan Jay Idzes.
Renard dapat porsi besar pujian. Reuters kutip pelatih Prancis itu: “Bukan start bagus, tapi reaksi kami luar biasa,” yang media anggap bukti kepemimpinan tangguh pasca kekalahan lawan Jepang di ronde sebelumnya. Sabq.org, media lokal Saudi, tekankan peran bench: Masuknya Al-Shamat ganti Al-Hamdan yang cedera jadi turning point, dengan passing akurat 92 persen di babak kedua. Secara keseluruhan, reaksi ini bangun narasi optimisme—Saudi tak lagi tim yang mudah goyah, melainkan pemburu tiket Piala Dunia 2026 yang lapar.
Analisis Taktik: Kekuatan Lini Depan vs Kelemahan Awal Pertahanan: Pembahasan Media Arab Usai Pertandingan Melawan Indonesia
Pembahasan mendalam media Arab soroti keseimbangan skuad Renard, di mana lini depan jadi senjata utama tapi pertahanan awal jadi PR. Al Arabiya analisis bagaimana formasi 4-3-3 Saudi dominasi penguasaan bola 58 persen, dengan Al-Brikan dan Saleh ciptakan 12 peluang—empat di antaranya on target. “Indonesia kuat di counter, tapi kami matikan itu dengan pressing tinggi,” tulis mereka, puji duet bek Ali Al-Bulaihi dan Hassan Tambakti yang blok 70 persen crossing Garuda. Namun, start buruk—kebobolan penalti Diks usai foul ceroboh Abdulhamid—disebut “lubang hitam” yang hampir fatal, mirip jebakan lawan Australia.
Channel News Asia, meski bukan murni Arab, dikutip luas di forum Saudi, sebut reaksi babak kedua “sempurna”: Saudi cetak dua gol dari set-piece, strategi Renard yang terbukti di Piala Asia 2023. Sabq soroti data: Saudi punya 15 tembakan vs 9 Indonesia, tapi efisiensi konversi 20 persen jadi kunci. Kelemahan? Kartu merah Abdulhamid di menit 65, yang media anggap akibat frustrasi awal, buat skuad main rapuh—Indonesia pegang 62 persen bola sisa waktu. Analisis ini tekankan: Lini depan haus gol (12 gol di lima laga terakhir) jadi aset, tapi pertahanan butuh polesan untuk hindari drama serupa lawan Oman atau Qatar.
Implikasi untuk Jalur Kualifikasi dan Rivalitas Asia
Media Arab lihat kemenangan ini sebagai “langkah raksasa” ke Piala Dunia, tapi juga pengingat rivalitas Asia yang kian ketat. Al Jazeera proyeksi: Dengan tiga poin ini, Saudi puncak Grup B sementara, dekat satu kemenangan lagi dari lolos langsung—target Renard sejak janji tuan rumah 2034. Arab News hubungkan dengan sejarah: Ini balas dendam atas kekalahan 2-0 Indonesia di Jakarta 2023, tunjukkan evolusi Green Falcons pasca era Mancini. “Indonesia naik level dengan naturalisasi seperti Diks, tapi kami tetap raja,” tulis mereka, soroti bagaimana skuad Garuda Patrick Kluivert hampir curi poin meski kalah.
Sabq.org bahas dampak regional: Kemenangan ini tekan Qatar dan Oman yang imbang 0-0, buka peluang Saudi kuasai jalur. Namun, peringatan datang: “Jangan ulangi lengah awal lawan tim underdog,” kata analis, ingat kejutan Bahrain di AFF. Implikasi lebih luas? Ini booster moral untuk liga domestik Saudi Pro League, di mana Al-Brikan dan Saleh main reguler. Media juga soroti fans: 60 ribu penonton di Prince Abdullah Al-Faisal ciptakan atmosfer “neraka” bagi Garuda, yang media sebut “tim tangguh tapi kurang klinis.”
Kesimpulan
Pembahasan media Arab usai kemenangan 3-2 atas Indonesia penuh pujian untuk comeback heroik dan mental juara Green Falcons, tapi tak luput kritik atas start rapuh dan kartu merah ceroboh. Dari analisis taktikal yang soroti kekuatan lini depan hingga proyeksi langkah dekat ke Piala Dunia 2026, narasi keseluruhan bangun optimisme tapi realistis—Saudi harus poles pertahanan untuk hindari jebakan ronde empat. Bagi Renard dan skuad, ini bukan akhir, tapi momentum: Dengan rival seperti Indonesia yang kian kompetitif, konsistensi jadi kunci. Fans Arab boleh rayakan malam ini, tapi mata sudah ke laga berikutnya—jalan ke Amerika, Meksiko, Kanada makin terang, asal tak lengah lagi.
Post Comment