Pemain Liverpool Ini Tidak Inginkan Moh Salah di Tim

pemain-liverpool-ini-tidak-inginkan-moh-salah-di-tim

Pemain Liverpool Ini Tidak Inginkan Moh Salah di Tim. Gejolak di Liverpool mencapai puncak baru setelah kemenangan tipis 1-0 atas Inter Milan di San Siro pada Selasa malam. Di balik euforia penalti penentu Dominik Szoboszlai, bayang-bayang konflik Mohamed Salah semakin gelap. Pemain berusia 33 tahun itu, yang absen total dari skuad perjalanan ke Italia, meledak dalam wawancara pasca-imbang 3-3 melawan Leeds United akhir pekan lalu. Ia menuding ada “seseorang” di klub yang tidak menginginkannya lagi, merasa dijadikan kambing hitam atas penurunan performa tim musim ini. Meski Arne Slot dan hierarki klub bersikukuh situasi ini sementara, pernyataan Salah memicu spekulasi liar. Apakah ini kode keras soal kepergiannya? Atau tanda retak lebih dalam di ruang ganti? Dengan kontrak hingga 2027, masa depan bintang Mesir ini jadi perdebatan panas di kalangan fans dan analis. INFO TOGEL

Latar Belakang Konflik Internal: Pemain Liverpool Ini Tidak Inginkan Moh Salah di Tim

Semua bermula dari frustrasi bertubi-tubi. Salah, pencetak gol terbanyak Liverpool di liga domestik dengan 12 gol musim ini, duduk di bangku cadangan untuk ketiga laga beruntun—termasuk dua kali tak masuk lapangan sama sekali. Wawancara di Elland Road itu berlangsung lebih dari tujuh menit, langka bagi pemain yang jarang bicara ke media sejak tiba di Anfield delapan setengah tahun lalu. Ia bilang, “Saya dilempar di bawah bus karena saya dianggap masalah di tim sekarang.” Meski tak sebut nama, nada getirnya jelas: janji manis musim panas tak kunjung terpenuhi, dan hubungannya dengan Slot sudah putus. Liverpool, yang finis juara liga musim lalu, kini terseok di peringkat 13 setelah sembilan kekalahan dari 15 laga semua kompetisi. Absennya Salah di Milan—keputusan direktur olahraga Richard Hughes usai konsultasi Slot—dilihat sebagai jeda sementara, tapi banyak yang curiga ini awal akhir era.

Pernyataan Pemain Terkait: Pemain Liverpool Ini Tidak Inginkan Moh Salah di Tim

Sorotan tertuju pada rekan-rekan Salah sendiri. Alisson Becker, kiper utama dan kapten tidak resmi, bicara blak-blakan di Milan. “Ini konsekuensi dari apa yang ia lakukan,” katanya, menegaskan skuad tetap dukung Slot meski badai emosi Salah. Pernyataan itu jadi indikasi kuat: setidaknya satu pemain kunci tak ingin drama ini berlanjut, dan absen Salah justru beri ruang tim fokus. Virgil van Dijk, kapten tim, pilih diam soal detail tapi posting di media sosial pasca-kemenangan: “Satu demi semua,” yang banyak diartikan sebagai pesan solidaritas ke Slot. Sementara Curtis Jones dan Ryan Gravenberch, yang ambil alih kreativitas di lini tengah, tampil gemilang tanpa Salah—Jones ciptakan tiga peluang krusial. Ini bukti kedalaman skuad, tapi juga sinyal bahwa beberapa elemen tim siap maju tanpa bergantung pada satu individu. Tak ada yang secara terbuka bilang “kami tak mau Salah,” tapi nada Alisson dan dukungan diam-diam ke pelatih ungkap ketidaknyamanan yang mendalam.

Dampak pada Tim dan Musim Depan

Konflik ini tak hanya soal ego; ia ancam fondasi Liverpool. Kemenangan atas Inter angkat mereka ke posisi delapan Liga Champions dengan 12 poin, tapi di liga domestik, tekanan makin berat—laga rumah lawan Brighton Sabtu ini jadi ujian pertama pasca-Milan. Slot, yang bawa gelar liga delapan bulan lalu, kini diuji loyalitas internal. Michael Edwards, CEO sepak bola pemilik klub, beri masukan untuk absenkan Salah, tunjukkan dukungan hierarki ke pelatih. Bagi Salah, umur 33 tahun jadi faktor: data tunjukkan penurunan formnya musim ini, dengan expected goals 0.89 per laga—turun dari 1.12 musim lalu. Kematian rekan Diogo Jota tambah beban emosional, tapi kritiknya dianggap egois oleh banyak analis, khianati rekan setim di saat krusial. Spekulasi transfer ke klub Timur Tengah kian kencang, meski klub tekankan komitmen penuh. Tanpa rekonsiliasi cepat, risiko isolasi Salah bertambah, potensial rusak harmoni ruang ganti yang sudah rapuh.

Kesimpulan

Drama “seseorang tak ingin Mohamed Salah di tim” jadi cermin ketegangan Liverpool saat ini—antara legacy bintang dan kebutuhan kolektif. Pernyataan Alisson jadi suara paling lantang dari skuad, sinyal bahwa absen Salah bukan hukuman semata, tapi langkah lindungi dinamika tim. Slot butuh kemenangan beruntun untuk pulihkan kreditnya, sementara Salah hadapi pilihan sulit: rekonsiliasi atau kepergian dramatis. Fans Anfield, yang mural wajahnya hiasi kota, terbelah: cinta tak pudar, tapi kesabaran menipis. Di sepak bola yang tak kenal ampun, satu laga buruk bisa ubah narasi. Liverpool punya talenta untuk bangkit, tapi tanpa kesatuan, musim ini bisa jadi mimpi buruk. Waktu jawab segalanya, tapi satu hal pasti: era Salah di Merseyside tergantung pada langkah selanjutnya.

BACA SELENGKAPNYA DI..

Post Comment