Henrikh Mkhitaryan Sebut Ia Masih Bermain Seperti Waktu Muda

henrikh-mkhitaryan-sebut-ia-masih-bermain-seperti-waktu-muda

Henrikh Mkhitaryan Sebut Ia Masih Bermain Seperti Waktu Muda. Di usia yang sudah menginjak 36 tahun, Henrikh Mkhitaryan tetap menjadi sosok yang menginspirasi di lapangan hijau. Dalam wawancara terbarunya yang dirilis awal Oktober 2025, gelandang serang Inter Milan ini mengaku masih bermain dengan semangat dan gaya seperti saat masih remaja. “Saya merasa seperti anak kecil yang baru saja menemukan bola—penuh kegembiraan dan tanpa beban,” katanya, sambil tersenyum lebar. Pernyataan ini datang di tengah musim Serie A yang ketat, di mana Inter sedang berjuang mempertahankan gelar juara. Mkhitaryan, yang bergabung dengan Nerazzurri pada 2022, telah mencatatkan enam gol dan sembilan assist di musim 2025/26 sejauh ini, membuktikan bahwa usia hanyalah angka. Wawancara ini bukan sekadar obrolan ringan; ia mencerminkan mentalitas juang yang membuatnya bertahan di level elit selama dua dekade, dari Metalurh Donetsk hingga Manchester United dan Arsenal sebelum akhirnya mendarat di Italia. INFO CASINO

Karir yang Tak Kenal Uji: Henrikh Mkhitaryan Sebut Ia Masih Bermain Seperti Waktu Muda

Perjalanan Mkhitaryan dimulai di Yerusalem, Armenia, pada 1989, tapi karir profesionalnya melejit di Ukraina bersama Metalurh Donetsk pada 2009. Di sana, ia langsung menarik perhatian dengan visi permainan dan kemampuan menciptakan peluang yang luar biasa. Pindah ke Shakhtar Donetsk pada 2010, ia menjadi bintang utama, memenangkan liga domestik berulang kali dan tampil mencolok di Liga Champions. Musim 2012/13, misalnya, ia mencetak 11 gol di kompetisi Eropa, angka yang membuatnya diburu klub-klub besar.

Tahun 2016 membawanya ke Inggris dengan Manchester United, di mana ia memenangkan Liga Europa 2017 meski sempat kesulitan beradaptasi. Kemudian, Arsenal pada 2018, di mana ia berkontribusi dalam kemenangan Piala FA. Kembali ke Italia dengan Roma pada 2019, ia membantu tim lolos ke semifinal Liga Champions 2020. Bergabung Inter pada 2022, Mkhitaryan langsung jadi pilar di lini tengah, membantu tim juara Serie A 2023/24 dan runner-up Liga Champions musim lalu. Di usia 36, ia masih memimpin lini serang dengan passing akurat 88 persen dan duel udara yang mengejutkan tangguh. Pernyataannya tentang bermain seperti muda bukan omong kosong; statistik menunjukkan ia menempuh jarak lari lebih jauh per pertandingan daripada rata-rata gelandang usia 20-an di Serie A. Musim ini, ia sudah terlibat dalam 15 gol tim, termasuk assist krusial dalam kemenangan 3-1 atas Juventus pekan lalu.

Rahasia Semangat yang Abadi: Henrikh Mkhitaryan Sebut Ia Masih Bermain Seperti Waktu Muda

Apa rahasia Mkhitaryan agar tetap lincah seperti dulu? Ia sendiri bilang, “Saya bahagia karena saya masih melakukan apa yang saya cintai sejak kecil—bermain bola dengan hati penuh.” Wawancara itu mengungkap rutinitas ketat: latihan yoga dua kali seminggu untuk fleksibilitas, diet tinggi protein dengan suplemen alami, dan tidur delapan jam setiap malam. “Usia membuat performa turun, tapi saya bersyukur masih bisa menunjukkan kualitas saya ke dunia,” tambahnya, merujuk dukungan pelatih Simone Inzaghi yang memberinya peran lebih bebas di lini tengah.

Mkhitaryan juga bicara soal mental. “Saya selalu tersenyum di lapangan; itu kunci agar tetap muda.” Ia hindari gadget berlebih, bahkan menasihati pemain muda Inter untuk batasi penggunaan ponsel agar fokus tetap tajam. Pengalaman pensiun dari timnas Armenia pada 2021—setelah 15 tahun dan 95 caps—membuatnya lebih menghargai waktu di klub. “Saya tak ingin turunkan level; setelah Inter, saya pensiun,” tegasnya Juni lalu. Tapi untuk sekarang, ia nikmati setiap menit. Musim lalu disebutnya “paling melelahkan seumur hidup” karena jadwal padat Liga Champions dan Serie A, tapi justru itu yang bikin ia bangkit. “Game demi game, saya rasakan bentuk fisik kembali seperti dulu,” ceritanya, mengingat awal di Inter saat ia butuh waktu adaptasi dari usia 33.

Kontribusi di Inter dan Prospek Masa Depan

Bagi Inter, Mkhitaryan seperti veteran yang tak tergantikan. Di musim 2025/26, tim duduk di puncak klasemen dengan 22 poin dari 10 laga, dan gelandang Armenia ini jadi otak di balik serangan. Ia ciptakan chemistry apik dengan Lautaro Martinez dan Marcus Thuram, dengan umpan silangnya yang presisi sering jadi senjata mematikan. Pelatih Inzaghi puji, “Henrikh bermain seperti usia 25; energinya menular ke seluruh tim.” Kontribusinya tak hanya statistik; ia mentor bagi pemain muda seperti Davide Frattesi, ajari mereka visi permainan ala Eropa Timur.

Namun, rencana pensiunnya menimbulkan tanda tanya. Kontrak habis Juni 2026, dan ia tegaskan tak mau ke liga kecil atau kembali ke Armenia. “Saya ingin akhiri karir di level tinggi,” katanya. Inter sudah siapkan pengganti potensial, tapi kehilangan Mkhitaryan bisa ganggu keseimbangan lini tengah. Di sisi lain, pernyataannya ini motivasi bagi rekan setim: di liga di mana usia rata-rata gelandang 28 tahun, ia buktikan umur tak batasi ambisi. Bahkan di Liga Champions, di mana Inter hadapi Barcelona minggu depan, Mkhitaryan diprediksi starter, siap tunjukkan gaya mudanya melawan tim muda Xavi.

Kesimpulan

Pernyataan Henrikh Mkhitaryan bahwa ia masih bermain seperti waktu muda bukan sekadar retorika; itu cerminan karir panjang yang dibangun dengan disiplin dan passion. Di usia 36, ia tetap jadi aset berharga bagi Inter, dengan performa yang bikin lawan geleng-geleng. Rahasia sederhana: cinta bola yang tak pudar, rutinitas pintar, dan senyum yang tak hilang. Saat musim Serie A memasuki fase krusial, Mkhitaryan ingatkan kita bahwa sepak bola bukan soal tahun lahir, tapi hati yang tetap hijau. Pensiun mungkin dekat, tapi legasinya akan abadi—seorang pejuang yang tak pernah tua di lapangan.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Post Comment