Pemain Arab Ini Tumbang Saat Latihan Setelah Melawan Indonesia
Pemain Arab Ini Tumbang Saat Latihan Setelah Melawan Indonesia. Dunia sepak bola Asia kembali diramaikan oleh kabar kurang mengenakkan dari kubu Timnas Arab Saudi. Hanya sehari setelah meraih kemenangan tipis 3-2 atas Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026, salah satu pemain kunci mereka, Abdulrahman Al-Aboud, tiba-tiba tumbang saat sesi latihan pemulihan. Insiden ini terjadi di Jeddah, markas tim, dan langsung memicu kekhawatiran soal kondisi fisik skuad Roberto Mancini—eh, maaf, Herve Renard. Al-Aboud, yang dikenal lincah di sayap kanan, harus dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kabar ini datang di saat krusial, ketika Arab Saudi harus segera bersiap menghadapi Irak pekan depan. Apakah ini sekadar kelelahan pasca-laga sengit, atau ada masalah lebih dalam? BERITA TERKINI
Insiden Cedera yang Mengkhawatirkan: Pemain Arab Ini Tumbang Saat Latihan Setelah Melawan Indonesia
Sesi latihan Rabu pagi itu seharusnya jadi momen ringan untuk pemulihan. Pemain inti yang turun melawan Indonesia dijadwalkan fokus pada gym dan stretching di pusat kebugaran King Abdullah Sports City, sementara cadangan berlatih intensif di lapangan sampingan—lengkap dengan pemanasan, game internal, dan peregangan. Tapi tiba-tiba, Abdulrahman Al-Aboud merasakan ketidaknyamanan parah di area cedera yang belum diungkap secara spesifik. Ia terpaksa meninggalkan lapangan lebih awal, dengan tim medis langsung turun tangan.
Menurut prosedur standar, Al-Aboud langsung dibawa ke fasilitas medis terdekat untuk scan dan evaluasi mendalam. Belum ada pernyataan resmi soal diagnosis, tapi spekulasi awal mengarah pada masalah otot atau kelelahan akut, mengingat intensitas laga sebelumnya. Renard, pelatih berpengalaman asal Prancis, disebut langsung memantau situasi dari pinggir lapangan, sambil memastikan latihan tak terganggu. “Kami prioritaskan kesehatan pemain,” katanya singkat usai sesi, meski tak mau banyak komentar soal Al-Aboud. Insiden ini mengingatkan pada risiko tinggi di jadwal padat kualifikasi, di mana satu cedera bisa mengubah dinamika tim.
Al-Aboud bukan pemain sembarangan. Pria 28 tahun ini punya rekam jejak solid di Al-Nassr dan timnas, dengan kecepatan dan visi passing yang jadi senjata utama. Musim lalu, ia kontribusi delapan gol dan sembilan assist di liga domestik, plus peran krusial di laga-laga internasional. Kehilangannya, meski sementara, bakal bikin sayap kanan Saudi kurang greget—terutama saat lawan Irak yang dikenal tangguh di midfield.
Konteks Sengit dari Laga Lawan Indonesia: Pemain Arab Ini Tumbang Saat Latihan Setelah Melawan Indonesia
Latar belakang insiden ini tak lepas dari pertarungan sengit melawan Indonesia di King Abdullah Sports City, Selasa malam. Arab Saudi unggul 3-2 dalam laga penuh drama, diwarnai dua penalti untuk Indonesia dan keputusan VAR yang kontroversial. Gol pembuka Saudi datang dari Nawaf Buwashl di menit ke-20, tapi Indonesia bangkit lewat penalti Kevin Diks di babak pertama. Babak kedua makin panas: Saudi tambah dua gol cepat via Saleh Al-Shehri dan Abdulrahman Ghareeb, sebelum Indonesia balas lewat penalti kedua Diks di menit akhir—tapi terlambat.
Al-Aboud sendiri tampil solid sepanjang 90 menit, dengan dua key passes dan duel udara menang 70 persen. Ia sering bolak-balik sayap, bantu pressing tinggi yang jadi ciri khas Renard. Tapi laga ini melelahkan bagi semua pihak: suhu Jeddah capai 32 derajat, ditambah atmosfer sold-out stadion yang bikin tensi naik. Indonesia, di bawah Patrick Kluivert, tampil impresif dengan Maarten Paes yang bikin 12 saves heroik, tapi akhirnya tumbang karena masalah finishing—seperti yang diakui Kluivert pasca-laga: “Kami punya peluang, tapi kurang klinis.”
Kemenangan ini bawa Saudi naik ke posisi kedua Grup B dengan enam poin dari tiga laga, unggul tiga poin dari Indonesia yang kini terpuruk di dasar. Tapi biaya fisiknya mahal: selain Al-Aboud, Mohamed Kanno sempat diusir wasit karena dua kartu kuning akibat protes VAR. Ini jadi alarm bagi Renard, yang harus rotasi skuad lebih hati-hati menjelang Irak—lawan yang baru saja kalahkan Jepang di laga sebelumnya.
Dampak bagi Timnas Saudi dan Prospek Pemulihan
Insiden Al-Aboud langsung jadi pukulan bagi strategi Renard. Sayap kanan kini bergantung pada Ghareeb atau Saud Abdulhamid, tapi keduanya kurang punya kreativitas passing Al-Aboud. Sesi latihan berikutnya dijadwalkan tertutup untuk hindari bocor taktik, dengan fokus recovery bagi starter dan drill defensif bagi yang lain. Renard disebut rencanakan formasi 3-4-3 lebih fleksibel, mungkin geser Ghareeb ke kanan sementara Al-Aboud absen.
Dari sisi medis, timnas Saudi punya fasilitas top-class di Jeddah, dengan dokter spesialis ortopedi siaga 24/7. Update terbaru bilang Al-Aboud stabil dan sudah menjalani MRI, tapi butuh 48 jam lagi untuk konfirmasi. Jika cedera ringan seperti strain otot, ia bisa comeback dalam seminggu—cukup untuk laga Irak. Tapi kalau lebih serius, seperti ligamen, musim bisa berantakan. Ini mirip kasus sebelumnya di timnas, di mana cedera kolektif bikin Saudi tersingkir dini dari Piala Asia lalu.
Fans Saudi di media sosial ramai dukung Al-Aboud, dengan hashtag #PrayForAboud trending. Sementara itu, di kubu Indonesia, Kluivert pakai kekalahan ini sebagai pelajaran: “Kami belajar dari tekanan tinggi.” Bagi Asia, laga seperti ini tunjukkan kompetisi makin ketat—Saudi tak lagi dominan otomatis, dan cedera bisa jadi equalizer.
Pada akhirnya, tumbangnya Abdulrahman Al-Aboud jadi pengingat rapuhnya sepak bola modern di tengah jadwal gila. Arab Saudi harus cepat adaptasi tanpa andalannya, sementara Indonesia ambil momentum untuk bangkit lawan lawan berikutnya. Renard punya pengalaman juara Piala Afrika, jadi yakin ia bisa atasi ini. Yang penting, doa untuk Al-Aboud cepat pulih—karena kualifikasi ini masih panjang, dan setiap pemain berharga. Laga vs Irak bakal jadi ujian sesungguhnya: apakah Saudi tetap solid, atau cedera ini bikin retak?
Post Comment