MU Ingin Melepas Manuel Ugarte, Kenapa Tidak Jadi?
MU Ingin Melepas Manuel Ugarte, Kenapa Tidak Jadi?. Manchester United (MU) kembali menjadi sorotan di bursa transfer musim panas 2025 setelah kabar bahwa klub sempat berencana melepas gelandang andalan mereka, Manuel Ugarte. Pemain asal Uruguay ini, yang baru bergabung dari Paris Saint-Germain pada Agustus 2024, sempat disebut-sebut akan dilego hanya setelah satu musim di Old Trafford. Namun, hingga bursa transfer musim panas ditutup pada 1 September 2025, Ugarte tetap bertahan di skuad Setan Merah. Apa yang membuat MU ingin melepas pemain berusia 24 tahun ini, dan mengapa rencana tersebut akhirnya batal? Artikel ini akan mengupas profil Ugarte, alasan di balik rencana penjualannya, dan faktor-faktor yang membuat MU mempertahankannya. BERITA BOLA
Siapakah Itu Pesepak Bola Manuel Ugarte
Manuel Ugarte adalah gelandang bertahan berbakat asal Uruguay yang lahir pada 11 April 2001. Ia memulai karier profesionalnya di klub Uruguay, CA Fenix, sebelum pindah ke Eropa bersama Famalicao pada 2020. Penampilannya yang impresif di Sporting CP (2021–2023) membuatnya dilirik Paris Saint-Germain, di mana ia bermain selama satu musim sebelum MU merekrutnya dengan mahar sekitar £50 juta. Ugarte dikenal sebagai gelandang “destroyer” yang kuat dalam duel, cerdas membaca permainan, dan andal dalam memutus serangan lawan. Dengan 31 caps bersama timnas Uruguay, ia menjadi salah satu pilar di lini tengah La Celeste. Di MU, Ugarte diharapkan menjadi tandem ideal bagi Kobbie Mainoo dan Casemiro, membawa keseimbangan di lini tengah yang selama ini menjadi kelemahan tim.
Apa yang Membuat MU Ingin Mengeluarkan Pemain Tersebut
Keputusan MU untuk mempertimbangkan melepas Ugarte muncul dari kombinasi performa individu dan strategi klub. Meski Ugarte tampil solid dalam beberapa laga, ia kesulitan menyesuaikan diri dengan intensitas Premier League dan formasi 3-4-3 yang diterapkan pelatih Ruben Amorim. Statistik menunjukkan Ugarte hanya memenangkan 48% duel udara dan ground di musim 2024/2025, jauh di bawah ekspektasi untuk seorang gelandang bertahan kelas dunia. Selain itu, inkonsistensi lini tengah MU, yang juga melibatkan performa menurun Casemiro dan adaptasi Bruno Fernandes dalam peran baru, membuat manajemen mempertanyakan peran Ugarte. Tekanan finansial juga berperan besar. Dengan investasi besar-besaran untuk pemain seperti Matheus Cunha dan Leny Yoro, MU ingin menyeimbangkan buku keuangan mereka sesuai aturan Financial Fair Play. Melepas Ugarte, yang masih memiliki nilai pasar tinggi, dianggap sebagai opsi untuk mendanai pembelian pemain baru, seperti gelandang serang atau bek sayap yang lebih sesuai dengan visi Amorim.
Hal Apa yang Membuat MU Tidak Ingin Menjual Manuel Ugarte
Meski rencana penjualan sempat mencuat, beberapa faktor membuat MU membatalkan keputusan ini. Pertama, performa Ugarte di paruh kedua musim 2024/2025 mulai menunjukkan peningkatan. Ia mencatatkan rata-rata 2,8 tekel per laga dan 1,5 intersepsi dalam lima pertandingan terakhir sebelum bursa transfer ditutup, menunjukkan adaptasi yang lebih baik. Kedua, kurangnya tawaran yang sesuai dengan valuasi MU menjadi penghalang. Klub seperti PSG dan Juventus dikabarkan tertarik, tetapi tidak ada yang bersedia membayar mendekati £50 juta yang diminta MU. Ketiga, Ruben Amorim, yang pernah melatih Ugarte di Sporting CP, masih percaya pada potensi pemainnya. Amorim dilaporkan memveto rencana penjualan, berargumen bahwa Ugarte adalah bagian integral dari proyek jangka panjangnya. Terakhir, cedera ringan yang dialami Kobbie Mainoo dan menurunnya performa Casemiro membuat MU tidak punya banyak opsi di lini tengah, sehingga mempertahankan Ugarte menjadi keputusan pragmatis untuk menjaga kedalaman skuad.
Kesimpulan: MU Ingin Melepas Manuel Ugarte, Kenapa Tidak Jadi?
Rencana Manchester United untuk melepas Manuel Ugarte mencerminkan tekanan besar yang dihadapi klub dalam menyeimbangkan performa tim dan stabilitas finansial. Ugarte, dengan talenta dan pengalamannya, awalnya dianggap sebagai aset yang bisa dilepas untuk mendanai perubahan skuad. Namun, peningkatan performanya, kepercayaan dari Ruben Amorim, dan kurangnya tawaran yang memadai membuat MU memilih mempertahankannya. Keputusan ini bisa menjadi titik balik bagi Ugarte untuk membuktikan diri sebagai pilar lini tengah MU. Dengan jadwal padat di Premier League dan kompetisi Eropa, peran Ugarte akan krusial, terutama jika ia mampu menyesuaikan diri sepenuhnya dengan tuntutan kompetisi. Bagi penggemar, saga ini menunjukkan bahwa MU masih dalam fase transisi, dan kesabaran akan menjadi kunci untuk melihat apakah Ugarte bisa menjadi solusi jangka panjang di Old Trafford.
Post Comment